Sabtu, 30 Juli 2011

untuk yang tau makna dari cerpen ini

Harta yang tak menjamin kebahagianmu
“sebuah cerpen yang bermakna bagimu”
Bacalah maka anda akan mengetahui arti kebahagiaan sesungguhnya”






















“Hartamu tak menjamin kebahagiaanmu”

“Judulnya tak begitu bagus tapi resapilah maknanya....”

Dia mempunyai orang tua lengkap...

Tetapi seperti tak mempunyai orang tua...

Orang tua yang lebih mementingkan pekerjaan dari pada kebahagiaan...

Dia mempunyai banyak harta...


Tetapi ia tak mempunyai kebahagiaan..


















Chapter 1
“Pengenalan”

Namaku Alice,awalnya aku tinggal bersama keluarga yang bahagia bersama ayah dan ibuku..ayahku seorang direktur perusahaan yang sangat terkenal. Namanya hendi dan ibuku seorang disainer terkenal namanya grace.
Teman-temanku menganggap aku sebagai orang yang beruntung karena terlahir sebagai anak orang kaya yang setiap ingin sesuatu hanya tinggal meminta. Tapi pada aslinya tidak sebaik yang mereka pikirkan,setiap hari jika berangkat sekolah dan pulang sekolah selalu diantar jemput oleh supir sedangkan teman-temanku,diantar oleh ayahnya meskipun hanya menggunakan motor sekalipun mereka tampak bahagia. Aku sudah berulang kali berbicara kepada ayahku dan sesering itu pula ayahku mempunyai banyak alasan “alice sayang,ayah hari ini ada meeting..ayah karus buru-buru pergi saja bersama supir ya” inilah yang alasan yang kerap diberikan oleh ayahku.
Ketika makan pun kami tak pernah kumpul bersama di meja makan, ketika makan aku hanya ditemani oleh seorang pembantu. Sebenarnya aku tak mau hidup seperti ini aku tidak pernah mendapat kebahagiaan disini. Aku heran dengan orang tuaku karena mereka pernah bilang”alice ibu dan ayah bekerja untuk kebahagiaanmu nak dan demi masa depanmu”dan aku selalu jawab ”yah,bu alice tidak butuh harta yang melimpah alice hanya butuh kasih sayang dari ibu dan ayah,alice tau bahwa segala sesuatu bisa dibeli dengan uang tetapi kebahagiaan itu tidak bisa dibeli oleh apapun. Meskipun berulang kali aku berbicara seperti itu tetap mereka tetap seperti itu.
Melihat orang lain bisa jalan-jalan bersama keluarganya aku sangat iri sekali karena orang tuaku itu terlalu sibuk jika telah larut malam mereka baru pulang dan baru pagi-pagi buta mereka telah berangkat ke kantor. Ya apa boleh buat hidupku dari kecil seperti tak punya orang tua seperti ini. Rasanya orang tuaku itu hanya mementingkan uang,uang,dan uang.






Chapter 2
“my friends”

Aku sekolah di sma ternama di bandung ,dan semua teman-temanku itu berasal dari keluarga berada. Disini aku tak mempunyai banyak teman menurut penglihatanku mereka ingin berteman jika menurut mereka orang itu berpenampilan menarik dan tentu saja cantik dan kaya raya sedangkan jika orang yang menurut bahasa mereka sih “cupu”atau culun punya mereka malah cenderung menjauhi mereka karena beranggapan orang itu ga gaul lah,jelek lah ga level lah pokoknya mereka itu pilih-pilih.

Disekolah mereka cenderung menonjolkan kekayaan yang mereka miliki setiap hari mereka memakai mobil yang berbeda-beda itu dilakukan agar teman yang lain memuji dan mengagumi mereka. Ketika istirahat di sekolah aku sering diam dan membaca buku di perpustakaan sedangkan yang lain lebih memilih nongkrong di kantin. Pada suatu hari aku tak sengaja mendengar teman-teman disekolah yang berkata “eh tau ga?si alice kan anak seorang direktur perusahaan yang ada di tv-tv itu loh tapi liat gayanya ga banget kan kayak anak orang biasa aja..malu-maluin sekolah kita tau”. Aku tak menghiraukan mereka bagiku itu hanya pembicaraan orang-orang yang tak penting.

Dikelas aku sering dipuji sebagai anak terpintar dikelas karena prestasiku yang membanggakan sekolah. Setiap ada kejuaraan aku selalu menang dan mengharumkan nama sekolahku. Tetapi teman-temanku tak suka karena aku selalu saja dipuji oleh guru-guru disekolah.













Chapter 3
“perubahan hidupku”
Pagi itu ayah dan ibuku bertengkar hebat karena ibuku dituduh selingkuh dengan laki-laki yang menjadi asisten ibu,ayah beranggapan begitu tak semata-mata mendengar dari orang lain tetapi ia melihat kejadian itu secara langsung,ayah mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan bagiku “bu,ayah sudah tidak kuat lagi melihat ibu dengan laki-laki lain keputusan ayah sudah bulat,ayah akan menceraikan ibu sekarang” lalu ibu membalas pembicaraan ayah “baik,sekarang kita cerai saja aku juga sudah muak tinggal bersama suami macam kamu” dan aku hanya diam dibalik tembok melihat kejadian itu.

Hdupku sekarang sudah tak tentu lagi,akhir-akhir ini aku lebih ingin menyendiri dikamar dan tidak mau makan. Ketika aku sekolah pun teman-teman sering membicarakan perceraian ibuku,dan itulah yang menjadikanku malas untuk sekolah. Hidupku sekarang diisi oleh gemerlap dunia malam dan narkoba. Karena sudah tidak kuat lagi tinggal dirumah akhirnya aku sering diam di klub malam untuk minum-minuman.

Karena terlalu banyak minum-minuman aku pingsan di sebuah club malam dan orang-orang disana membawaku ke rumah sakit terdekat,ketika aku sadar disitu hanya ada ibuku yang sedang menangis “alice kenapa kamu jadi seperti ini nak?dulu kamu tidak seperti ini” ibuku bicara smbil menangis. ”mengapa aku ada disini bu??”tanyaku sambil terheran-heran. “kamu tadi pingsan karena kamu terlalu banyak minum alkohol nak..kata dokter kamu terlalu sering minum-minuman dan kamu nyaris tidak bisa diselamatkan”kata ibu.
Seminggu kemudian...

Aku akhirnya memilih untuk tinggal sementara di villa ibuku yang ada di desa, disini udaranya sejuk sekali dan penduduknya yang sangat ramah ya paling sedikit bisa memulihkan keadaan ku. Disini aku bisa tahu apa artinya hidup yang sebenarnya.

Suatu malam, aku mendengar ada seorang penduduk desa yang tinggal tak jauh dari villa sedang mengaji. Ketika mendengarkan ia mengaji, hatiku seperti tenang dan aku tak pernah mendengarkan suara semerdu ini sebelumnya. Tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari rumah itu “kamu teh tadi mendengarkan saya sedang mengaji? ”tanyanya dengan sedikit logat sunda. “iya saya baru mendengar suara sebagus itu?”pujiku. “ah kamu mah bisa aja,kamu teh dari kota ya?”tanyanya. “ia saya dari kota,boleh saya tau nama anda siapa ya?”. “oh,nama saya teh zahra.kalau kamu siapa?. “namaku elis”jawabku dengan mengganti nama asliku.”ya sudah saya mau kembali dulu ke villa sudah malam” lalu saya kembali ke villa untuk tidur.



Chapter 4
“hidup ini indah bila dihiasi dengan iman”

Beberapa hari ini aku mengunjungi orang yang dekat dengan villaku itu, awalnya aku menyangka dia adalah wanita biasa-biasa tetapi tidak, ia adalah seorang wanita yang sangat luar biasa. Dia seorang wanita muslimah yang sangat taat pada agamanya sehingga aku ingin sekali belajar agama padanya karena selama ini aku tak pernah belajar tentang agama...

“zahra,bolehkah aku belajar agama denganmu?”tanyaku dengan malu-malu.”oh boleh aja aku malah senang bisa mengajarimu tentang agama”jawabnya dengan senang. “Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanyaku dengan semangat.”kamu harus belajar sholat dan mengaji nanti aku ajarkan ya”.
Seminggu kemudian

Akhirnya aku sudah mulai bisa sholat dan mengaji. Mulai sekarang aku menjadi rajin beribadah dan meminta Pertolongan kepada allah dan aku mulai merasakan hidupku lebih tenang dan apa yang aku inginkan dimudahkan oleh allah. Pada suatu hari zahra mengajaku untuk ke panti asuhan yang ada di desa. “elis maaf ya kalau kamu tidak suka dengan anak anak kampung disini”. Justru aku suka dengan anak-anak disini karena aku tau banyak tentang hidup. Aku tau bagaimana rasanya jika hidup dengan kebahagiaan disini.






Chapter 5
“Allah itu maha adil”

Sudah lama aku tinggal di desa akhirnya aku pulang lagi ke bandung untuk menjalani aktifitasku kembali. Aku tak sabar ingin menceritakan semua pengalamanku selama di desa kepada ibuku.ketika sampai di rumah aku melihat ada tulisan di pagar rumahku “rumah ini disegel” aku sangat bertanya-tanya mengapa rumahku disegel oleh bank,disitu aku melihat ibuku yang sedang menangis diatas tumpukan pakaian dan barang-barang yang dikeluarkan oleh orang-orang yang tidak aku kenal.
Sekarang aku tahu permasalahannya,ayahku bangkrut dan ibuku sudah tidak terkenal lagi menjadi disainer.akhirnya aku dan ibuku tinggal di sebuah rumah sederhana dan jauh dari kemewahan yang sempat kita punya. Aku bersyukur karena kejadian ini ayahku tiba-tiba menggagalkan perceraiannya dan kembali bersama kami.
Aku tak menyesal dengan keadaan kami saat ini karena dibalik semua ini ada suatu keajaiban yang di berikan oleh allah kepada keluarga kami dan orang tuaku sadar bahwa harta itu tak selalu memberi kebahagiaan bagi kami.




Chapter 7
“hikmah dari semua kejadian semua ini”

Akhirnya keluargaku menjadi keluarga yang bahagia meskipun ayahku yang awalnya direktur perusahaan menjadi tukang pos dan ibuku yang awalnya disainer menjadi seorang pejahit.meskipun gaji mereka tak sebesar dulu tetapi kebahagiaan dulu tak seindah kebahagiaan kami saat ini.
Jadi kalian jangan ukur kebahagiaan dengan harta yang dimiliki tetapi dengan rasa cinta antar sesama keluarga